Rabu, 19 Januari 2022

MeMenulis Sebagai Passion


Pertemuan : ke 2
Tanggal pertemuan : 19 Januari 2022
Tema : Menjadikan Menulis Sebagai Passion
Narasumber :Dra.Sri Sugiastuti,M.Pd
Moderator : Helwiyah
Resume : ke 2

      Setelah menulis apa saja yang ada di depan mata. Menulis apa yang ada di sekitar kita. Menulis setiap hari, dan biarkan mengalir begitu saja. Dan teruslah menulis dengan hati. Tentu jari - jari kita seperti tak ingin lepas dari layar HP ataupun keyboard laptop. Otak kita pun tak akan dibiarkan untuk mengeluh dalam angan-angan. Saat sendiri kita akan mencari alat untuk membantu mengalirkan aliran bahasa dalam benak kita. Sehingga kita akan menulis dan menulis.

      Ini bukan sulap juga bukan sihir, ketika kita menulis dengan tekanan harus ini harus itu tiba-tiba kosa kata kita akan hilang begitu saja. Kita tak mampu meluapkan apa yang dalam benak kita. Akan tetapi ketika kita menukis dengan hati kita, simsalabim semua kalimat bisa saja meluncur dengan derasnya. Bahkan kita bisa kewalahan untuk mengetiknya. Kata demi kata, kalimat demi kalimat meluncur deras. Maka menulislah dengan hati meski ada aturan dalam menulis biarlah hati yang menulis. Hati yang akan menunjukan aturan-aturan itu. Dan hatilah yang akan menunjukan tulisan terbaik. 
     
      Menulis itu menyampaikan pesan. Tapi kita bisa menjadikan menulis sebagai passion. Seperti judul tema malam ini "Menjadikan Menulis Sebagai Passion" yang disampaika oleh Ibunda kita Drs. Sri Sugiastuti,M.Pd dan moderator yang selalu semangat memberi motivasi kepada penulis pemula Ibu Helwiyah.

      Berikut profil Ibu Drs. Sri Sugiastuti,M.Pd atau yang lebih kita kenal dengan sapaan Bu Kanjeng. 

      Menurut Bu Kanjeng, alasan mengapa menjadikan menulis sebagai passion adalah kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas  yang sampai saat ini profesi menulis sangat dihormati secara sosial. Hal ini bisa menjadi pematik semangat kita agar terus menulis dan menulis. Untuk itu kita harus mengalahkan hambatan atau kendala yang menjadikan kita mundur dalam menulis.

      Adapun kendala yang sering dihadapi penulis terutama bagi penulis pemula menurut Bu Kanjeng sebagai berikut :
Merasa tidak bakat menulis, Tidak memiliki waktu, Tidak memiliki ide, Tidak mau dikritik, dan tidak suka menulis.

     Dari beberapa hambatan dan kendala tersebut, kita harus mempunyai alasan untuk menulis. Bu Kanjeng mengungkapkan beberapa alasan umtuk menulis. Seperti mengapa kita menulis? Bagaimana cara kita menulis? Kapan kita mulai menulis? Dan tentunya kita harus mempunyai motivasi menulis.

    Setelah kita menemukan jawaban dari alasan tersebut, kita akan berusaha menjadi penulis. Sebagai penulis itu harus sabar. Penulis pemula sebaiknya tekun dalam proses menulis sambil terus belajar menjadi penulis yang baik. Adapun langkah - langkah menjadi penulis yang baik menurut Bu Kanjeng yaitu :
1. Read
     Perbanyaklah membaca untuk menambah wawasan kita dalam menulis. Penulis yang baik akan banyak membaca buku baik buku umum maupun buku yang spesifik.
2. Discuss
     Setelah kita membaca buku, kita bisa mendiskusikan bacaan kita dengan orang lain. Sebaiknya penulis pemula memiliki mentor menulis yang tepat yang bisa diajak untuk berdiskusi.
3. Look and feel
4. Socialize
     Sosialisasi itu sangat penting. Karena dari sini kita bisa menemukan banyak oengetahuan dan pengalaman dari orang sekitar.

      Ada lima tahapan dalam menulis yang tertulis pada paparan Bu Kanjeng yaitu :
1. Menggali dan menemukan gagasan/ide
2. Menentukan tujuan, Genre, dan Segmen Pembaca.
3. Menentukan Topik
4. Membuat Outline
5. Mengumpulkan bahan materi

      Dari paparan Bu Kanjeng tentang Writing is passion ini memunculkan banyak pertanyaan dari peserta disegala penjuru Tanah Air. Antusias bertanya dari peserta tentunya salah satu bukti bahwa menulis adalah sesuatu yang menarik yang bisa dijadikan passion. Bu Kanjeng sendiri memilih tema ini karena menurut beliau suatu gairah itu tidak akan pernah padam. Bagaimanapun keadaan kita teruslah menulis dan menulis. Yang paling terpenting adalah kita harus bangga dengan potensi yang kita miliki. Karena sesungguhnya kita terlahir di dunia sudah menjadi pemenang, sudah diberi talenta dan akal yang sehat. Menulis itu harus sabar, sebagai penulis pemula sebaiknya lebih fokus pada ketekunan dalam menulis. Tulislah sesuai kemampuan kita, jangan berfikir harus sempurna dan idealis begitulah yang di tulis Bu kanjeng pada paparannya.

      Tentunya kita sebagai penulis pemula harus terus menulis dan menulis. Menulis buku adalah pekerjaan mulia, jangan takut tulisan kita jelek atau tidak ada yang mau membaca. Tetaplah dalam komunitas literasi pungkas Bu Kanjeng menutup pertemuan maya pada malam ini. 
Salam Literasi....

9 komentar:

  1. cukup padat dan jelas.... lanjutkan bu. sudi mampir... terimakasih

    BalasHapus
  2. Mantap tulisan ibu...
    Semangat menulis...

    BalasHapus
  3. Bagus bu. Semangat. Salam Literasi. Mampir ke blog saya bu.

    BalasHapus
  4. Mantap resumenya 👍👍👍👍

    BalasHapus
  5. "Menulis harus dengan penuh Kesabaran ". Sebagai penulis pemula tekunlah dalam proses menulis . Daripada berfokus pada kesempurnaan ataupun idealisme, hendaknya kita mencoba untuk terus menulis semampunya disertai dengan konsistensi Maka kita akan memetik hasilnya

    cakep dan mantap.

    BalasHapus

PMDK

 Sekolah di sekolah yang favorit penuh dilema bagiku yang mempunyai orang tua dengan taraf ekonomi rendah. Berada di lingkungan yang penuh d...