Jumat, 25 Maret 2022

Makan Siang


 Siang ini cuaca cukup cetar membahana.  Terik matahari memanggang kulit. Awan-awan bersembunyi. Asap kendaraan menerpa kaca helmku. Segera ku tabcapkan laju motorku. 

"Alhamdulillah cuaca yang mendukung untuk minum es cendol pinggir jalan" pikirku dalam hati. "ah... Genderang perutku berbunyi. Kode keras segera sampai rumah" pikirku masih melayang dalam angan.   "udah panas,  macet lagi" umpatku lirih.  

Aku mencium aroma yang sedap. Aroma trasi yang yang digoreng dari rumah makan samping jalan Banteng loreng. "prit... Prit... " bunyi peluit pengatur lalu lintas membuyarkan khayalan sambel trasiku. Sambel trasi yang sedap sebagai pelengkap sayur asem, dan lalap.  Hmmm ... Rasanya pasti mantap. 

"owh ya...  Kira-kira mama masak apa ya hari ini" mendadak aku memikirkan menu makanan mama siang ini.  Berharap ada sambel trasi favoritku. "ah...  Sepertinya tidak ada sayur asem" tadi pagi mama belanja hanya membeli tahu, timun, dan kacang.  Mungkin mama akan memasak tumis kacang dan goreng tahu. "yah...  Kurang semangat ini" aku menhela nafas.  Inginku kurangi laju motorku. Tetapi lonceng perut mempercepat laju motorku. 

Sesampai di rumah aku disambut okeh dua anak kecil yang usil.  Mereka adalah dua ponakan yang criwis.  Ini tandanya hari ini ada Kaka dirumah. 

"tante..." sapa dua kriwil yang criwis Marwa dan Mawar. 

"eh...  Ada si kembar criwis" tanganku meraih Mawar yang langsung nemplok kayak perangko.

"udah pulang Fah.. "sapa kakaku yang centiknya mirip Marshanda iya mirip lesung pipitnya saja. 

"dari jam berapa mb... "tanyaku meletakan Mawar di kursi meja makan.  

"wah...  Ada yang sepesial ni... " lanjutku tak memveri kesempatan Mb Sari menjawab.  Ku comot Tahu chiken di piring pasti bawaan Mb Sari beli depan rumahnya. 

"huss...  Sana cuci tangan dulu" Mba Sari menghardiku.  Aku tak peduli,  perutku sudah habis empat lagu selama perjalanan tadi.  Butuh energi lagi untuk lanjut ke kegiatan berikutnya. Aku melihat-lihat menu masakan yang dihidangkan oleh Mba Sari.  Ada timun,  tahu chiken,  sayur tahu, oreg kentang,  sayur kacang dan ikan peda yang menggoda.  

"duh Mba,  aku dah pengin makan ni" lanjutkuvsetelah habis satu tahu. 

"ya sudah sana,  ganti baju dan cuci tangan, kit makan yuk..  "

"ayok.. ."lanjutku bersemangat. 


Rabu, 23 Maret 2022

Viral Mb Kanti : Self Healing


Kisah Mb Kanti yang viral karena beritanya tega menggorok ketiga anaknya ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Bukan hanya pelajaran untuk seorang ibu yang harus tetap menjaga kewarasannya. Bukan juga pelajaran seorang suami yang harus menjaga istrinya. Tetapi ini adalah pelajaran bagi kita semuanya. Termasuk keluarga dan orang-orang yang ada disekitarnya. 

Ya,,,  semenjak ada layangan putus, kita jadi lebih sering mendengar istilah healing. Sejatinya healing sendiri artinya penyembuhan atau pengobatan.  Tetapi dalam bahasa medsos healing mempunyai beragam arti ada yang mengertikan jalan-jalan, ada yang mengartikan penyegaran, ada yang mengartikan menepi dari rutinitas sehari-hari. Apapun itu artinya kembali pada diri kita masing-masing. Yang mengerti keadaan kita hanya diri kita dan Tuhan yang menciptakan kita sendiri. 

Jika kita merasa tidak sanggup dengan keadaan yang membuat kita stres atau depresi dekatkan diri kita pada Allah Tuhan semesta alam. Lakukan apa yang menurut kita bisa menenangkan hati kita. Lakukan hobi kita, kalau hobi kita masak ya masak,  hobi kita baca ya baca,  hobi kita makan ya makan,  lakukanlah dengan tak pernah lekang untuk beristighfar menyebut Asma Allah dan bershalawat kepada Nabi.

Bisa jadi mb Kanti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengendalikan dirinya. Akan tetapi masih belum sanggup mencapai ketenangan. Disini kita butuh sandaran hidup kita suami. Sebagai suami tentunya berperan penting terhadap kewarasan istri.  Bukan hanya memberi nafkah lahir saja, bathin istri pun perlu dinafkahi. Ketenangan,  kenyamanan,  kesenangan,  dan pelepas lelah dan penat ditengah rutinitas sehari - hari adalah keluarga yang harmonis.  Keluarga yang saling suport dan salalu menyenangkan walaupun hanya duduk diteras sambil menikmati teh hangat. 

Akan tetapi jika suami kita pun mempunyai masalah sendiri. Seperti yang diceritakan mb Kanti bahwa suaminya bolak balik nganggur habis kontrak, bisa juga suami merasakan stres dan depresi. Maka bicaralah baik baik. Kontrol emosi kita. Bicara dari hati ke hati. Saling menguatkan satu sama lain.  Seperti ikrar kita dalam ijab qobul. Selebihnya kita tidak pernah tahu kehidupan mb Kanti dan pasangannya. 

Lalu bagaimana mb Kanti tetap menjaga kewarasan.  Jika suami juga memikiki masalah yang sama.  Bukannya kita mendapat ketenangan malah menambah masalah.  Di sisni peran Keluarga dan orang disekitar dubutuhkan. Kita harus belajar menjadi orang yang bisa memahami keadaan keluarga, tetangga dan orang disekitar kita.  Kita tak patut menghakimi atau ikut campur urusan orang lain apa lagi berkata sesuatu yang tidak menyenangkan. Belajar menjadi pendengar yang baik, jika kita bisa memberi solusi berikan solusi yang baik jika tidak bisa maka jangan menghujat atau mencela. Kita tidak tahu apakah mb Kanti murni hanya karena suami yang ngaggur. Atau mb Kanti terpengaruh lingkungan atau desakan lingkungan.  Harus begini begitu.  Jadi ini jadi itu.  Gaya ini gaya itu. Makan ini makan itu.  Jalan kesini jalan kesitu. Dan lain sebagainya. Kadang keluarga dan lingkungan hanya melihat hijaunya saja, atau menuntut untuk selalu hijau padahal di dalamnya kita layu. Kadang keluarga dan lingkungan hanya menilai buruknya saja tanpa menilai sisi baiknya. 

Nah, oleh sebab itu jadilah pribadi yang baik. Jika kita jadi suami jadilah suami yang baik, jika jadi istri jadilah istri yabg baik, jika jadi ibu jadi ibu yang baik jika jadi saudara jadi saudara yang baik, jika jadi tetangga jadi tetangga yang baik. 


Untuk self healing kita tidak perlu terlihat bahagia kalo kita harus berpura-pura. Kita tidak perlu mengikuti irama trend yang berwarna warni kalau kita hanya punya satu warna. Kita ciptakan warna kita sendiri untuk ketenangan kita. Jaga baik-baik diri kita. Jangan memberi celah bisikan iblis ditelinga kita. Dekatkan diri kita pada yang Maha Kuasa.  Mintalah pertolongan-Nya. Mintalah kekutan Kepadanya-Nya.  Sesungguhnya Allah tidak akan memberi ujian melampaui batas kemampuan umatnya. Di balik kesulitan ada kemudahan, kemudahan dan kemudahan. Semoga kita selalu diberi keselamatan dunia dan akhirat aamiin... 

Sabtu, 19 Maret 2022

Menulis di Kala Sakit

 



Pertemuan ke-22

Tanggal, 7 Maret 2022

Tema : Menulis dikala Sakit

Narasumber : Suharto, M.Pd.

Moderator : Dail Ma’ruf, M.Pd.

Resume : Ke 22

Gelombang : 24


Kita akan sependapat bahwa manusia terbaik adalah yang punya banyak kemanfaatan bagi sesamanya. Pak Dail Ma’ruf membuka acara malam pertemuan ke 22 ini. Narasumber malam ini adalah Bapak Suharto, M.Pd. atau biasa disapa dengan Cing Ato.

Allah tak akan menguji hambanya, kecuali sesuai kemampuannya. Cing Ato dan istrinya adalah orang yang kuat kesabaran dan ketabahannya. Materi yang akan disampaikan Cing Ato adalah Menulis Dikala Sakit. Siapakah Cing Ato?

Pada Tahun 2016 awal  Cing Ato ikut belajar menulis, 2017 ikut intens di Cipanas kenal penerbit. Bahkan sudah menerbitkan buku solo. Lagi semangat-semangatnya menulis Cing Ato sakit hingga 1 tahun tak bisa bergerak.

Bagaimana perasaan Cang Ato Saat sakit sekian lamanya?

Tiga tahun delapan bulan Cing Ato masih berjuang untuk pulih. Tentu sudah banyak biaya yang telah dikeluarkan. Cing Ato hanya yakin Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Cing Ato menikmati ujian dari Tuhan dengan selalu menyukuri nikmat lain yang Tuhan berikan pada Cing Ato.

Sakit yang Cing Ato alami seperti pembuskus permen sebagaimana yang dikatakan pak Nasrullah dalam bukunya magnet rezeki. Pak Nasrullah mengatakan ujian dan musibah laksana sebuah permen. Pembungkusnya adalah musibah, tetapi di balik pembungkus itu Allah  sudah sediakan berjuta kenikmatan. Maka itu, terimalah dengan ikhlas dan banyak bersyukur. Intinya dibalik segala sesuatu ada mengandung hikmah.

Tidak ada yang dapat Cing Ato lakukan dalam kondisi serba keterbatasan, kecuali membaca dan menulis. Dahulu menulis dengan alat tulis dan membaca harus membuka buku. Kini zaman teknologi cukup dengan gawai/smartphone Cing Ato bisa membaca dan menulis. 

Lalu bagaimana Cing Ato menulis?

Semua berawal dari tidak aktifnya Cing Ato karena tubuh tidak bisa bergerak selama satu tahun. Terkadang beliau merasa stres karena tidak ada yang dapat beliau kerjakan, hanya melamun seorang diri di kamar. Sesekali Cing Ato minta televisi dihidupkan, lama-kelamaan beliau merasa bosan, karena Cing Ato tidak bisa menekan remot untuk mengganti chanel.

Sampai suatu hari ada suara dari gawai istri Cing Ato yang tertinggal. Beliau meminta asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dada beliau dengan beralaskan bantal. Cing Ato berusaha menyentuh gawai istrinya, dan berhasil menyentuhnya.  Sampai istri Cing ato pulang, beliau meminta untuk memberikan gawainya yang telah lama tidak digunakan. Cing Ato langsung meminta istri membelikan nomer baru dan kuotanya. Kemudian beliau melacak facebooknya.

Setelah melacak akun Facebook nya, dalam waktu tiga hari pasword Facebook ketemu. Mulailah Cing Ato menulis dan memposting kondisinya pada saat itu. Setelah satu minggu  menulis timbul dalam pikiran. Kenapa tidak menulis apa yang sedang dialami saja?. Akhirnya Cing Ato Mulai menulis dari pertama terserang penyakit, dirawat di rumah sakit, bagaimana Cing Ato menjalani hari-harinya selama di rumah sakit, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama sakit, dan beliau tutup tulisan sampai kembali ke Madrasah.


Cing Ato menulis sesuai kronologis yang terjadi, jadi secara berurutan. Seperti melihat sinetron berseri. Banyak apresiasi dari sahabat dumai. Bahkan tulisan beliau selalu dinantikan dan ditunggu kehadirannya. Pembaca pun diajak menentukan judul artikel terakhir. 

Ketika dipertengahan jalan ada seorang narasumber yang memberikan ilmu ketika ikut pelatihan dengan  KSGN. Sahabat beliau yang  sekaligus narasumber tersebut mengikuti tulisan Cing Ato. Sang Narasumber menghubunginya melalui vicall, otomatis melihat kondisi yang sebenarnya. Kurus seperti tengkorak hidup, suara tidak jelas, selang NGT masih menempel di hidung, selang ventilator masih menempel di leher. Beliau terharu dan mencoba melacak tulisan Cing Ato dari awal. Baru seperempat jalan tidak sanggup lagi untuk membacanya.

Seminggu kemudian Om Jay menghubungi Cing Ato. Om Jay pun terharu tetapi salut dan mengapresiasi tulisan saya. Dari sinilah Om Jay mengajak Cing Ato untuk ikutan pelatihan menulis. Walau terkadang tubuhnya tak mampu mengikuti. Alhamdulillah, karena lewat WhatsApp, materinya bisa dibaca di siang hari. Selanjutnya materi tersebut disimpan di blog lalu dijadikan sebuah buku "Belajar Tak Bertepi"

Dari mengikuti pelatihan menulis gelombang 8, setidaknya memperkaya tulisan Cing Ato. Dan tulisannya semakin hidup. Karena semua benda  yang ada disekitar ruang rumah sakit ikut sertakan dan divisualisasikan seperti suatu yang bernyawa. 


Buku tersebut saya beri judul"GBS Menyerangku" kisah nyata seorang guru bergulat dengan penyakit langka dengan menulis. Alhamdulillah, setelah jadi buku banyak yang berminat hingga kini.

Karena menulis setiap hari maka ratusan artikel sudah dimiliki. Dari artikel inilah Cing Ato jadikan buku kedua ketika sakit. Yaitu, Menuju Pribadi Unggul. Untuk memperindah tulisan dibuku. Cing Ato tidak bersedia menerbitkan buku di penerbit mayor, karena terlalu lama menunggu diterima atau tidaknya. 


Daftar buku solo.

1. Mengejar Azan (dua bulan sebelum sakit) 2018

2. GBS Menyerangku 2020

3. Menuju Pribadi Unggul2020

4. Kompilasi kisah inspiratif 2021

5. Belajar tak bertepi 2021

6. Aisyeh Menunggu cinta (Roman Betawi)2021

7. Menepis kesulitan menulis 2021

8. Gadis pemikat (cerpen) 2022

9. Kado khusus sang bintang (motivasi belajar)2022

10. Lentera Ramadan 2022

 

Daftar buku yang sedang digarap Cing Ato.

11. Catatan harian guru blogger madrasah

12. Cing Ato Belajar pantun

13. Cing Ato Belajar puisi

14. Menulis dikala Sakit.


Dalam kondisi sakit Cing Ato mampu menghasilkan karya yang luar biasa. Tentu saja Cing Ato mempunyai banyak motivasi. Lalu motivasi apa aja yang ada pada Cing Ato?

1. Untuk menambah amal ibadah

 Di saat tak berdaya, Apa yang bisa menambah amal ibadah pada saat sakit? Waktu sehat Cing Ato sering khutbah, ceramah, menjadi motivator untuk peserta didik. Setelah berpikir, kenapa tidak menulis saja di medsos. Akhirnya Cing Ato menulis tentang karakter yang berkaitan membangun diri menjadi manusia unggul.

 2. Untuk kenaikan pangkat

Kebetulan Cing Ato sudah terlambat naik pangkat karena sibuk kuliah dan sakit. Teman-temannya sudah mau ke-IV b Cing Ato masih di IIId. Alhamdulillah Januari ini mengajukan kenaikan ke IVa dengan menyertakan 1 PTK dan 6 buku solo.

 3. Untuk kebanggaan/ motivasi/ inspirasi.

Agar anak-anak beliau yang sedang menimba ilmu di pondok punya kebanggaan terhadap ayahnya. Setidaknya dalam hatinya ayah yang sedang sakit saja masih punya semangat untuk belajar dan berkarya. Begitu juga untuk memberikan inspirasi kepada teman-teman untuk bergerak dan keluar dari zona nyamannya.

4. Untuk mengabadikan ilmu yang dimiliki agar tidak hilang ditelan waktu. 

dan masih banyak motivasi lain yang luar biasa. Tentunya menulis membawa banyak manfaat bagi diri kita sendiri maupun orang lain. 

Harapan Cing Ato, agar kegiatan literasi membumi di Nusantara ini. Setidaknya dengan banyak menulis pasti banyak membaca. Dengan banyak membaca otomatis banyak pengetahuan yang di dapat. Bangsa yang besar berawal dari masyarakat yang gemar membaca.

Begitulah Cing Ato menceritakan pengalaman pribadinya. Dari cerita Cing Ato membuat saya merasa malu. Betapa luar biasa perjuangan Cing Ato untuk menjadi manusia yang unggul dalam keadaan yang sakit. ini adalah cambuk buat kita semua yang masih diberi kesehatan. teruslah menulis dan berkarya. Salam Literasi !

Kondisi Cing Ato saat ini.
 

Jumat, 18 Maret 2022

Menjadi Penulis Buku Mayor

 



Pertemuan ke-21

Tanggal, 4 Maret 2022

Tema : Menjadi Penulis Buku Mayor

Narasumber : Joko Irawan Mumpuni

Moderator : Widya Setianingsih

Resume : Ke 21

Gelombang : 24

 

 Jangan takut melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dari satu langkah. Its not imposible sobat.  Mungkin saat ini kita berkata pada dinding- dinding kamar. Ah, mana mungkin tulisanku bisa tembus penerbit mayor. Siapa tahu, melesat hitungan bulan, tahun, buku karya kita menjadi best seller dan bertengger di toko buku Gramedia. Begitu Bu Moderator Bunda Widya Setianingsih membuka acara ini.

Nah, pada malam ini kelas menulis kedatangan narasumber Bapak Joko Irawan mumpuni selaku Penerbit Andi. Malam ini kita akan belajar bagaimana cara Menjadi Penulis Buku Mayor.

Sudah hampir 20 tahun Pak Joko menghidupi dunia penerbitan, penulisan dan aktif di asosiasi penerbit di Indonesia membuat Pak Joko selalu bersemangat jika diajak berdiskusi seputaran Peberbitan dan penulisan buku.


Apa syaratnya agar tulisan kita bisa diterbitkan oleh penerbit mayor?

Kreteria penerbit Mayor itu apa sih, lalu apa bedanya dengan penerbit minor atau penerbit Indie yang mulai banyak bermunculan akhir-akhir ini?

Sebelum teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang ini, orang hanya mengenal penerbit Mayor dan penerbit Minor, masing-masing punya pendapat masing-masing apa yang membedakan penerbit mayor dan penerbit minor. Namun semua pendapat itu merujuk pada satu kesimpulan yang pasti yaitu jumlah terbitan buku pertahun penerbit mayor jauh lebih banyak dibanding penerbit minor. berapa jumlahnya? masing-masing punya pendapat sendiri.

 

Mengapa penulis merasa lebih bangga jika karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor? Tentunya naskah karyanya akan dikelola lebih profesional, penerbit mayor biasanya punya fasiliatas lebih baik, modal, percetakan, SDM juga jaringan pemasaran yang lebih luas. Dan agar karyanya bisa masuk diterima diterbitkan oleh penerbit mayor harus melalui sleksi dengan tingkat persaingan yang sangat mat ketat. Contoh di Penerbit ANDI, tiap bulan naskah yang masuk bisa sampai 300 sd 500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sd 60 judul saja. tentunya sisanya dikembalikan ke penulis atau ditolak.

Karena begitu sulitnya menembus penerbit profesional baik yang penerbit minor apalagi penerbit mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri yang saat ini penerbit seperti ini kita sebut dengan Penerbit Indie.

 

Yang ditolak hanya naskah Yang Temanya tidak Populer & Penulisnya juga Tidak Populer. Tema populer dan penulis populer akan menjadi buku yang dicari oleh penerbit.

Lalu bagaimana Penerbit mengecek apakah penulis tersebut Populer. Penerbit akan melacak profil penulis dari berbagai sumber: 1). Berapa banyak teman/pengikut di sosial media 2). Seberapa aktif di grup yang diikuti akan lebih baik kalau penulis ini sebagai adminnya dengan jumlah anggota ratusan ribu. 3). Apakah penulis ini punya blog sendiri dan seberapa aktif dan bagimana repon pembacanya. 4).Google Scholar adalah yang paling dicermati oleh Penertbit. Jadi segeralah buat akun Google Schoolar. Sehingga penerbit akan menemakan seperti dalam gambar ini:

Ilmu-ilmu murni akan memiliki lifecycle yang panjang, sampai bertahun tahun buku itu cetak ulang terus karena laku dan tidak perlu direvisi.

Market lebar artinya banyak dibutuhkan oleh masyarakat, jika itu buku pelajaran maka jumlah siswa/mahasiswanya sangat banyak.

 


Pertanyan lain yang sering muncul adalah Penerbit ANDI memakai gaya selingkung apa? Pada umumnya penerbit memakai gaya selingkung semua yang ada didunia. Yang penting konsisten..

 

 Ada dua macam penulis yaitu: Penulis Industrialis dan penulis Idealis. Penulis Industrialis yaitu penulis yang sangat memperhatikan kebutuhan pasar, terbuka dan lapang dada. imbalan finansial tujuan utama, kesempurnaan karya tidak lebih penting dari produktifitas.



Sedangkan penulis idealis kebalikan dari penulis industrialis. Penulis idealis tidak memperhatikan kebutuhan pasar, tidak suak campur tangan pihak lain, imbalan finansial tidak penting, kesempurnaan karya lebih penting dari pada produktifitas.


Untuk penerbit lebih menyukai perpaduan keduanya. Yaitu penulis yang idealis-industrialis. 

Nah kuncinya adalah jangan takut mencoba sesuatu yang baru dan kerja keras serta semangat. Ingat tidak semua mimpi sekedar bunga, dengan rasa percaya diri kita akan mewujudkan mimpi kita menjadi nyata.

 

Demikian paparan pak Joko Irawan Mumpuni menyampaikan kriteria menerbitkan buku di Penerbit Mayor. Semoga karya kita mampu populer dan membawa nama kita menjadi populer. Salam Literasi.

 

Sabtu, 12 Maret 2022

Miftah

 


Setiap anak punya karakter yang berbeda. Ada yang terbuka dan ada yang tertutup. Terkadang orang tua lupa untuk mengenalinya. Miftah anak keduaku terbangun. Dia turun dan mencariku yang sedang berhadapan dengan laptop. "Umi nen...nen...nen..." begitulah dia menyeretku dari peraduanku dengan laptop.


Aku pun menyusuinya penuh kasih sayang. Kubelai lepalanya, pipinya, dan punggungya. Menatapnya dan dia pun menatapku. Jari kecilnya membelai pipiku dan bibirku. Dia berhenti menyusu, membelakangi tubuhku. "Sepertinya dia sudah kenyang" fikirku. Aku pun mengambil gawaiku dan menarilah jemariku di layar. 


Miftah melihatku, aku tersenyum. Dia pun tersenyum manis untukku. Dia menghentakan kakinya di kasur, dia mebolak balikan badannya. Aku kembali membelai kepalanya sesaat dan kembali dengan gawaiku. Tiba - tiba tanganya merebut gawaiku dan melemparkannya.  Aku terkejut "Maafkan Umi Nak... Ya, umi untuk kamu, cuma untuk kamu".

Jumat, 04 Maret 2022

Menguak Dapur Penerbit Mayor



Pertemuan ke-20

Tanggal, 2 Maret 2022

Tema : Pemasaran Buku

Narasumber : Edi S. Mulyanta

Moderator : Muliadi

Resume : Ke 20

Gelombang : 24

 

Malam ini kita sudah memasuki pertemuan ke-20. Malam luar biasa yang penuh dengan ilmu. Bapak Muliadi menemani pertemuan ini dengan mempesona. Kelas belajar menulis bersama PGRI sangat luar biasa.Terbukti pada pertemuan malam ini, tim kelas BM berkenan menghadirkan Bapak Edi S. Mulyanta sebagai narasumber dari Penerbit ANDI Yogyakarta. 

Bapak Edi bekerja di Penerbit Andi sejak tahun 2002. Berbagai jabatan telah disandang, mulai dari staff Litbang sampai posisi publishing consultant & e-book development sampai sekarang. Selain sebagai praktisi dibidang penerbitan, beliau juga seorang akademisi atau dosen. Di dunia tulis menulis tentu belaiu tidak diragukan lagi, buku-buku karya beliau telah lama menghiasi toko-toko di Indonesia. Malam ini beliau akan Menguak dapur penerbit mayor.


Berikut adalah resume paparan dari Bapak Edi. Istilah penerbit mayor sebenarnya mengacu pada jumlah produksi buku yang dihasilkan dalam satu tahun. Penerbit dengan jumlah terbitan di atas 200 judul per tahun dianggap sebagai penerbit skala mayor. Menurut undang-undang no 3 tahun 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan keleluasaan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah no 75 pada tahun 2019, telah memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan. 

Buku format digital masih berupa embrio yang belum menghasilkan keuntungan yang sama dengan buku fisik. Sehingga masa depan buku fisik masih sangat menarik untuk dicermati. Maka dari itu kita sebagai penulis teruslah bersemangat untuk berkarya. Selain kita mendapatkan royalty (koin), kita juga mendapatkan poin untuk jenjang akademik. 

Kita bisa memilih jenis buku yang sesuai dengan kompetensi yang kita miliki. Perkembangan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, menuntut penerbit untuk berlomba-lomba menerbitkan buku yang mendukung literasi dasar. Sehingga peluang untuk menerbitkan sebuah buku sangat terbuka lebar. Tulislah perencanaan naskah untuk ditawarkan ke penerbit, dengan cara ATM yang sangat populer Amati, Tiru, dan Modifikasi. Untuk meningkatkan rasa percaya diri kita, tulislah apa yang menjadi passion kita yang sesuai kompetensi yang kita miliki. Kalau kita menulis sesuai kompetensi dan kesenangan kita, secara otomatis rasa percaya diri akan timbul.

 Penerbit saat ini semakin semangat untuk dapat mengisi peluang tersebut, akan tetapi kendala utama penerbit adalah mencari penulis dengan tema yang marketable. Kita sebagai penulis harus mampu memetakan kualitas dan besar market sehingga kita bisa melihat peluang yang menarik untuk mengisi tema-tema buku yang menarik penerbit.

Ada 4 Kuadran yang digunakan oleh penerbit dalam menentukan buku tersebut layak terbit atau tidak didasarkan pada keilmiahan dan besar market. Dan kuadran yang paling menari adalah buku yang mempunyai maret besar dan tentunya diimbangi dengan kualitas yang ideal walaupun cukup sulit mencari kuadran buku yang ideal.Karena keterbatasan modal penerbit, sehingga penerbit memberikan syarat-syarat dan saringan untuk mendapatkan naskah yang mendukung industrialisasi buku. Penerbit biasanya akan melakukan scouting , atau pencarian tema dan penulis, dan tentunya bekerjasama dengan team riset pemasaran untuk menentukan tema apa yang masih dapat diserap pasar. Penerbit, tidak dapat mengesampingkan data pasar buku di Indonesia, sehingga data pemasaran ini sangat penting untuk memberikan arah haluan ke mana produksi buku dapat dikembangkan lebih lanjut.

 

Team riset pemasaran akan memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi. Team pemasaran memberikan arah prosentase daya serap pasar saat ini. Konsep dasar pembiayaan dalam penerbitan buku, adalah penerbit yang membiayai. Karena banyak tulisan yang tidak sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya tidak dapat terbit. Dan penerbit memberikan skema lain dalam penerbitannya. Misalnya dibiayai oleh penerbitnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dll.

Tentu jika biaya penerbitan dibiayai penulis sendiri akan memberatkan penulis. Untuk masalah pembiayaan kita dapat mensiasati dengan menulis berbarengan dengan pembiayaan gotong royong antar penulis. Akan tetapi apabila menulis keroyokan, angka kredit yang kecil karena dibagi beberapa penulis. Selain itu agar harga buku yang dijual itu murah dan tidak merugikan penulis maka jumlah eksemplar cetak diperbanyak sehingga lebih efisien dan efektif. Jadi semakin banyak jumlah eksemplar akan semakin murah buku tersebut.

 Kesempatan menulis buku yang terbuka lebar, saat perubahan kurikulum yang menjanjikan. Penerbit Mayor maupun Minor perbedaannya hanya di skala produksi,kita bisa memilah dan memilih penerbit yang tentunya cocok dengan keinginan kita.

 

Konsentrasi penulis adalah di Materi yang otentik, dan unik. Penerbit akan membantu dalam hal Pembahasaan dan Penyajian. Penerbit adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan bukunya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. Kirimkan usulan penerbitan buku, supaya ide Anda dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke pembaca.

Demikian pemaparan dari Bapak Edi S Mulyanta tentang penerbit mayor, semoga bermanfaat.

Kamis, 03 Maret 2022

Pemasaran Buku

 


Pertemuan ke-19

Tanggal, 28 Februari 2022

Tema : Pemasaran Buku

Narasumber : Agus Subardana

Moderator : Raliyanti

Resume : Ke 19

Gelombang : 24

 

Hari terus berjalan, samakin dekat waktu kelulusan pelatihan menulis. Semua peserta semakin sibuk dengan persiapan buku solonya. Setelah kemarin berkenalan dengan para penerbit. Ini saatnya mengetahui bagaimana cara memasarkan buku.

Malam pertemuan ke-19 ini akan ditemani Bu Raliyanti selaku moderator, membuka pelatihan ini penuh dengan motivasi. Dan Bapak Agus Subardana sebagai narasumber. Bapak Agus adalah Direktur Marketing Penerbit Andi Offset. Sejak tahun 1999 s.d sekarang, beliau menggeluti Bidang Pemasaran. Beliau sering menjadi moderator berbagai event webinar. Malam ini beliau akan membahas tentang Strategi Pemasaran Buku.

Seperti yang kita ketahui bersama buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana penyampaian informasi. Buku perlu dikenalkan kepada masyarakat sejak usia dini dan anak – anak. Agar tercipta generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi. Dalam hal ini pemerintah perlu ikut serta mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini.

Pak agus memaparkan bahwa dari analisa pasar dan diungkapkan oleh Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), seperti yang dikutip dari situs resmi www.ikapi.org, industri penerbitan nasional terdampak cukup keras dalam terpaan pandemi. Lantaran, tutupnya toko-toko buku, sekolah-sekolah, dan pengadaan buku oleh dinas/perpustakaan.

Berdasarkan hasil survei Ikapi, sebanyak 58,2% penerbit mengeluhkan penjualan yang turun lebih dari 50%. Separuh penerbit juga menyebutkan merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi work from home (WFH) saat ini. Bahkan, sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama tiga bulan dan hanya 5% yang menyatakan sanggup bertahan sampai satu tahun.

Meski demikian, menurut Pak Agus penerbit ANDI Yogyakarta konstribusi beberapa genre buku justru bertumbuh di masa pandemi. Antara lain, genre buku sekolah, buku anak, masak, self improvement, hukum, Bisnis, parenting & family, dan computing & technology. Fenomena menarik di industri penerbitan buku pada masa pendemi adalah bertumbuhnya penjualan di kanal online dan directselling. Fenomena lain yang perlu dicatat oleh para pemasar di industri penerbitan buku, saya tegaskan, adalah perubahan pola perilaku konsumen, khususnya segmen remaja. Konsumen remaja tidak lagi melihat harga, tapi gimmick. Mereka juga selalu ingin menjadi orang yang pertama mendapatkan produk bukunya. 

Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Hal ini dapat dilihat dari jenis buku yang di terbitkan. Jenis – jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokkan menjadi katagori buku. Dari jenis – jenis katagori buku tersebut disinilah kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan .

Kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis . Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :

1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.

2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

 Strategi Pemasaran buku yang telah kami petakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu strategi pemasaran buku serangan udara (on line) dan strategi pemasaran buku serangan darat ( off line ).

  A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara. (On Line )

 1. Pentingnya Transformasi Digital

Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri. Terutama sektor industri perbukuan. Perubahan ini tentu akan berdampak ke banyak hal, mulai dari tempat bekerja, cara belajar – mengajar, kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strateginya yang utama adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku .

 Adapun Manfaat Digital Marketing antara lain :

o Biaya lebih relatif terjangkau atau murah

o Daya Jangkauan sangat luas

o Mudah menentukan target pasar buku yang akan kita tawarkan sesuai katagori

o Komunikasi dengan Konsumen Lebih Mudah

o Lebih cepat popular

o Sangat Membantu Meningkatkan Penjualan

o Mudah di evaluasi dan di kembangkan

 

Strategi On Line kurang lebih ada lima stretegi yaitu:

a) Melakukan pengelolaan secara intens terhadap buku-buku best seller.

b) Massif menggelar program Pre Order melalui toko buku online, e-Commerce, maupun reseller individu.

c) Melakukan optimalisasi di semua lini produk, baik optimalisasi promosi, branding, hingga reseller. Objektifnya, buku sudah bukan lagi untuk dibaca, melainkan sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat.

d) Melakukan optimalisasi stock produk melalui program bundling dan online.

e) Mengelola Dead Stock, yakni mengelola buku-buku yang tidak terjual melalui program diskon dan melakukan books fair/pameran buku secara On Line.


2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas

Kita tentu punya komunitas masing – masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi. Maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas akan lebih efektif dan efisien sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

 

B. Strategi pemasaran buku serangan Darat (OF LINE )

Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik.

Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju, antara lain :

1. Strategi Pemasaran di Toko Buku

Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.

Marketing Toko Buku juga harus bisa Selling skills , artinya kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjual produk, baik itu berupa barang ataupun jasa.

1. Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan , antara lain :

- Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .

- Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner

- Mengadakan Bedah Buku , Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.

- Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan,  Program TAB, Program TAM , dll )

- Dan masih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat kita lakukan , kuncinya kita proaktive komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut.

 Strategi pemasaran Direct selling atau penjualan langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk membangun bisnis yang fleksibel dan berbiaya rendah. Cara ini memungkinkan kita untuk mengurangi biaya iklan, menghindari biaya overhead, dan membangun hubungan pelanggan yang tahan lama dan jangka panjang.

 Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :

- Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).

- Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah

- Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum

 Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales) . Sales Direct Selling tersebut kita beri tanggungjawab target sesuai maping areanya masing – masing yang bertugas :

- Kunjungan langsung ke tiap sekolah PAUD-TK, SD,SMP,SMA,SMK

- Kunjungan langsung ke setiap Kampus / Perguruan Tinggi  untuk temui Dosen, tiap Kaprodi, tiap Dekan, ke LPPM dan sampai ke para Rektor .

- Kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dll.

 Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat

 Demikian paparan yang disampaikan Pak Agus melalui WAG pelatihan menulis. Tentunya sebagai penulis bukan hanya bisa menerbitkan buku saja, akan tetapi mampu memasarkan buku karya kita sendiri. Selain sebagai kepuasan pribadi dengan pemasaran buku, karya kita akan lebih bermanfaat untuk orang banyak. Untuk itu teruslah menulis dan berkarya.

PMDK

 Sekolah di sekolah yang favorit penuh dilema bagiku yang mempunyai orang tua dengan taraf ekonomi rendah. Berada di lingkungan yang penuh d...