Pertemuan ke 7
Tanggal, 31 Januari 2022
Tema : Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu
Narasumber : Prof. Richardus Eko Indrajit
Moderator : Aam Nurhasanah
Resume : ke 7
Gelombang : 24
Tantangan Untuk Menang
Ketika kita melihat deretan buku di rak Gramedia, rasanya berkecamuk hati ini. Ingin rasanya meraup semua buku itu. Seperti kucing yang melihat pepesan ikan bandeng. Tidak cukup rasanya dua atau tiga jam untuk bertamasya di Gramedia.
Bukan hanya ingin memiliki buku - buku itu saja. Diri ini ingin sekali narsis di buku-buku tersebut. Terpampang foto kita dan biodata kita di sampul belakang buku. Wah, ini luar biasa.
Malam ini antusias peserta pelatihan menulis semakin menggebu, ketika pelatihan ini diisi oleh Bapak Prof.Richardus Eko Indrajit yang didampingi Bunda Aam Nurhasanah yang energik. Ini adalah duet maut yang siap membakar suasana kelas pelatihan.
Siapa sih yang tak kenal Prof. Richardus Eko Indrajit ini? Beliau adalah sorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika yang menjabat sebagai Rektor di Universitas Pradita.
Dok. WikipediaBeliau juga yang telah membawa peserta pelatihan menulis menembus penerbit mayor hingga buku - buku peserta mejeng di rak Gramedia. Bukan hanya buku kita saja yang bisa eksis di rak Gramedia, kita juga akan mendapatkan keuntungan royalti dari buku kita. Mau, kan?
Nah, tema yang dibawa Pak Ekoji ini begitu sapaan akrabnya adalah " Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu". Mendengar judul temanya saja kita sudah berdiri bulu roma kita. Jangankan dua minggu untuk satu buku, satu judul cerpen saja kita sudah mati kutu. Inilah tantangan, kata orang yang sedang jatuh cinta apapun tantangangannya akan dihadapi. Begitulah caranya agar kita bisa menulis satu buku dalam waktu dua minggu.
Artinya menulis buku sama saja seperti orang yang jatuh cinta. Jika sehari saja kita tidak bertemu kekasih rasanya rindu berat. Jika kita sehari saja tidak menulis rasanya hampa. Maka dari itu teruslah menulis dengan cinta untuk mendapatkan cinta dari pembaca.
Lalu, bagaimana kita bisa menulis dalam waktu dua minggu ? Ini adalah ide konyol yang dituangkan Pak Ekoji yang berbuah manis. Betapa tidak ketika Pak Eko mengumpulkan teman-temannya di warung dekat Bandara Adisucipto, dua puluh rekannya yang memiliki keahlian yang berbeda beda di bidang software dimintanya untuk menulis sesuai dengan keahlian masing - masing. Kemudian tulisan itu dikumpulkan oleh Pak Ekoji. Sebelum diajukan ke penerbit, Pak Ekoji mengedit tulisan rekannya terlebih dahulu. Dan hasilnya... Jeng jeng... Dua puluh lima buku tersebut terbit di penerbit mayor. Dari sinilah Pak Ekoji semangat memberi tantangan untuk peserta pelatihan menulis.
Beberapa buku karya anak-anak UAD rekan Pak Ekoji
Menurut pak Ekoji ada dua kriteria yang biasanya dilihat oleh penerbit mayor yaitu yang pertama konten atau judul yang menarik hal ini biasanya judul yang lagi tren atau lagi ramai dibicarakan. Dan yang kedua penulis yang terkenal alasanya karena penulis yang terkenal memiliki track record bukunya banyak laku di pasaran. Akan tetapi lebih bagus lagi kalau kontenya bagus penulisnya terkenal ini akan menarik penerbit mayor untuk mempublikasikannya dalam bentuk buku fisik atau e-book.
Ada lima langkah yang disampaikan Pak Ekoji untuk bisa menerbitkan di penerbit mayor dalam waktu dua minggu yaitu :
Langkah pertama : Kunjungi Ekoji Chanel kemudian carilah tema atau judul yang menarik bagi kita.
Langkah kedua : Tulislah apa yang dikatakan Pak Ekoji dalam chanel youtub Ekoji Chanel.
Langkah ketiga : strukturkan pembahasan Pak Ekoji dalam bentuk 5WH. Apa judulnya? Mengapa judul itu penting? Siapa yang nembutuhkannya? Dimana judul itu diimplementasikan? Kapan judu itu diterapkan? Dan bagaimana mengimplementasikannya.
Langkah keempat : memperlihatkan draftnya ke Pak Ekoji untuk diteliti dan dikomentari.
Langkah kelima : memperkaya pembahasan dengan menambahkan konten dari sumber referensi lain. Pak Ekoji mengajarkan cara mencari dan mendapatkan referensi
Begitulah tantangan yang diberikan Pak Ekoji untuk menembus penerbit mayor. Kalian siap? Tentu saja kita harus siap.
Sebagai penulis tentu kita harus sabar, berlatih dan belajar. Menerima tantangan untuk kemajuan diri adalah cara untuk meningkatkan kualitas tulisan kita. Bukan hal yang sulit jika kita yakin kita bisa. Sang pujangga saja berani merindukan bulan, kenapa kita tidak berani merindukan karya kita terbit di penerbit mayor?
Menulislah dengan gaya kita bukan dengan gaya orang lain. Menulislah dengan hati kita agar tulisan kita sampai ke hati orang lain. Menulislah dengan cinta kita agar tulisan kita dicintai orang lain. Dan biarkan tulisan kita menuntun kita untuk menemukan kemenangan kita.
"Tulisan itu seperti cinta yang jika kita pupuk akan semakin indah rasanya"
Salam literasi...
Rapi, cantik, keren...👍👍👍
BalasHapusTulisan dan bloggnya keren
BalasHapusBagus resumenya bu
BalasHapusWah mantap kalau begitu
BalasHapusBlog bagus, tulisan keren. Mantap Bu. Semangat ikut tantangan!
BalasHapusRapi....makin kerennnn aja....
BalasHapusrapi dan lengkap bu
BalasHapus