Rabu, 26 Januari 2022

Naik Kelas


 Pertemuan ke 5

Tanggal, 26 Januari 2022

Tema : Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Narasumber: Aam Nurkhasanah,S.Pd

Moderator : Dail Ma'ruf

Resume : ke 5

Gelombang : 24


      Pernahkah anda merasakan kegagalan? Pernahkah anda merasa menjadi orang yang tak berguna? Atau pernahkah anda merasa orang yang paling tidak beruntung?

     Jika anda pernah merasakannya, bagaimana caranya anda bangkit dari keterpurukan itu? Bagaimana caranya anda naik ke tangga yang lebih tinggi lagi? Bagaimana caranya anda mengubah dunia anda?

     Hampir semua orang pernah merasakan kegagalan. Jatuh bangun menggatungkan mimpi di langit. Terseok - seok berlari mengejar ketinggalan. Serta naik turun jalan kita.

     Malam ini mata kita dibuka lebar - lebar oleh Ibu Aam Nurkhasanah,S.Pd selaku Narasumber serta Bapak Dail Ma'ruf sebagai moderator yang mempesona. Apa yang bisa kita lihat dari seorang Ibu Aam? Ibu rumah tanggakah? Guru kah? Kepala sekolahkah? Atau penulis hebat dengan segunung prestasinya.

    

                                                                                     Foto : Ibu Aam Nurhasanah,S.Pd

      Bu Aam adalah contoh salah seorang yang pernah mengalami kegagalan. Beliau adalah peserta Pelatihan Menulis Gelombang 8 yang gagal dan berhasil lulus di Gelombang 12. Tidak tanggung - tanggung beliau mampu menulis buku dalam waktu semingg. Ini adalah prestasi luar biasa, menulis membuatnya naik kelas dan berperstasi. Di sela - sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, guru, kepala sekolah beliau mampu menerbitkan banyak buku antologi dan 4 buku solo.

Salah satu contoh buku solo karya Ibu Aam Nurhasanah,S.Pd

      Bagaimana Bu Aam bangkit dari kegagalannya? Bagaimana caranya Bu Aam mengejar ketinggalannya? Bagaimana caranya Bu Aam naik ke tangga yang lebih tinggi? Kita simak cerita yang menarik dari Bu Aam berikut ini.

      Awalnya tentu sempat merasa putus asa dari hati kecil Bu Aam, akan tetapi beliau berfikir "Aku pasti bisa mengejar teman-teman yang sudah lulus terlebih dahulu". Dengan semangat yang menyembur seperti letusan Sumeru, beliau berusaha keras untuk lulus.

     Beliau memotivasi diri sendiri dengan kepercayaan diri yang kuat. Beliau terus menulis dengan ide segala sesuatu yang beliau alami, segala seauatu yang beliau lihat, dan segala sesuatu yang ada disekitarnya.

      Bu Aam terus fokus menulis, menurut beliau "Ini pasti bukan soal kemampuan, karena bakat bisa diasah dan dilatih. Ini soal fokus dan niat yang harus kita tanamkan sejak pertama kali bergabung. Jika tidak fokus, pasti tidak akan lulus." 

    Jangan jadikan menulis sebagai beban, akan tetapi jadikan menulis itu suatu kebutuhan. Dimana pada saat kita tidak menulis, seperti ada satu ruh kita yang hilang. Saat kita tidak menulis, seakan hidup kita kurang lengkap. Dan jadikan menulis itu sebagai hiburan.

Salah satu kegiatan Ibu Aam Nurhasanah,S.Pd kerika bosan

      Selain itu Bu Aam juga mengasah dirinya agar berani berproses dari nol. Berani mengikuti tanntangan antologi, berani dengan tantangan kurator, berani dengan tantangan editor, sampai berani mengikuti lomba blog agar kemampuan menulisnya semakin tajam.

      Seperti halnya manusia biasa Bu Aam pun pernah meraskan kebosanan. Beliau mengatasinya dengan melakukan kegiatan hobi lain. Bisa dengan jalan-jalan, merajut atau liburan untuk mengembalikan moodnya. Saat sudah kembali segar beliau akan melanjutkan menulis.

      Sebagai penulis pemula Bu Aam bisa dijadikan cermin untuk kita. Bisa naik kelas dan berprestasi semua butuh proses. Jatuh bangun, kesandung pasti akan kita alami. Akan teyapi terus mengasah diri kita dengan menulis dan menulis. Jangan berhenti hanya karena satu kata "Gagal" terus maju untuk kata "Berhasil".

      Satu contoh yang bisa kita curi dari pengalaman Bu Aam adalah semangat Bu Aam yang membara, kepercayaan diri Bu Aam yang berapi, serta keberanian Bu Aam yang mengikuti segala tantangannya. Sehingga beliau mampu naik kelas dan berada pada puncaknya.

      Menulis adalah kegiatan yang menciptakan momen indah yang bisa diwariskan. Menulis adalah pekerjaan yang mengukir keabadian. Jika gajah mati meninggalkan gading, maka manusia jangan mati yang hanya meninggalkan nama di batu nisan tapi meninggalkan karya yang selalu terkenang.

"Jika ingin mengenal dunia maka membacalah, jika ingin dikenal dunia maka menulislah" satu kalimat indah dari Bu Aam.

Semangat dan salam literasi.

12 komentar:

PMDK

 Sekolah di sekolah yang favorit penuh dilema bagiku yang mempunyai orang tua dengan taraf ekonomi rendah. Berada di lingkungan yang penuh d...