Jumat, 28 Januari 2022

Karya Ilmiah Dan Buku


Pertemuan  ke 6

Tanggal         : 18 Januari 2022

Tema             : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah

Narasumber  : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Modertor      : Raliyanti

Resume        : ke 6

Gelombang  : 24


            "Mba aku bingung... " sapa si Bungsu via telepon.

            "Kenapa emang?" tanyaku penasaran.

            "sebentar lagi aku skripsi, aku belum siap apa-apa... judul saja belum aku buat mba".

    Sepenggal percakapan curhatan adik bungsu yang masih duduk di bangku kuliah. Skripsi yang menjadi puncak penentuan kelulusan untuk menyandang gelar sarjana seperti hantu bagi sebagian mahasiswa termasuk adikku. 

    Menurut KBBI, skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Skripsi  merupakan salah satu contoh jenis karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah berbeda dengan buku atau tulisan lainnya. Lalu apa bedanya karya ilmiah dengan buku atau tulisan yang lain?

    Pelatihan menulis bersama PGRI sudah masuk pertemuan ke 6. Pertemuan malam ini dipandu oleh Ibu Raliyanti dan narasumber Ibu Noralia Purwa Yunita,M.Pd dengan tema "Manulis Buku Dari Karya Ilmiah". Ibu Noralia adalah salah satu almuni kelas menulis dari gelombang 8. Beliau seorang guru SMP di Semarang. Beliau masih ktif menulis di majalah-majalah, bahkan salah satu bukunya di terbitkan oleh penerbit Andi.

    Menurut Bu Nora, semua guru pasti pernah menulis karya ilmiah. Misalnya pada saat kuliah S1 kita diminta membuat skripsi, jika melanjutkan jenjang pendidikan ke S2 kita akan bertemu tesis, pada saat pengajuan angka kredit kita akan dihadapkan dengan PTK, best practise, dan makalah tinjauan ilmiah.

    Sebagian besar orang menulis karya ilmiah hanya sekedar memenuhi tugas atau syarat untuk kelusan dan kenaikan tingkat saja. Sehingga karya ilmiah yang kita buat dengan berdarah-darah hanya menjadi sarang laba-laba dan penunggu perpustakaan tua. Padahal kita sudah mengorbankan banyak waktu serta biaya untuk menghasilkan karya ilmiah tersebut. Ini sangat disayangkan, jika tulisan yang luar biasa manfaatnya itu kita sia-siakan begitu saja. 

    Ada solusi yang diberikan Bu Nora, agar  PTK atau makalah yang biasa menumpuk di lemari perpustakaan keluar dari persembunyiannya. Bu Nora mengubah sebuah karya ilmiahnya  menjadi sebuah buku yang lebih bermanfaat. Ada banyak manfaat yang ditawarkan dari konversi karya ilmiah menjadi buku. Berikut manfaat konversi karya ilmiah menjadi buku:

  1. Buku dapat dibaca oleh masyarakat awam.
  2. Bagi ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah untuk menambah point angka kredit. 
  3. Ilmu yang ada pada buku dapat tersebar bebas tanpa sekat dan pastinya lebih bermanfaat.
  4. Buku dapat diperjual belikan,  jadi ada keuntungan material yang kita peroleh.
  5. Jika buku hasil konversi banyak yang baca, nama kita sebagai penulis akan terkenal.

    Dari beberapa keuntungan yang ditawarkan ini bisa kita jadikan Passion dalam menulis, menarik bukan? Nah, jika kita bisa mengubah karya ilmiah menjadi sebuah buku, kenapa tidak? Mari kita simak lebih lanjut, bagaimana cara mengubah karya ilmiah menjadi buku menurut Bu Nora. 

    Pada dasarnya karya ilmiah maupun buku sama - sama merupakan buah pemikiran yang diungkapkan dalam bentuk tulisan. Keduanya sama - sama tujuannya untuk menyampaikan pesan kepada pembacanya. Yang membedakan keduanya menurut Bu Nora adalah formatnya.

    Jika pada buku hanya ada judul, kata pengantar, prakata, isi buku, daftar pustaka, sinopsis dan profil penulis. Sedangkan pada karya ilmiah ada tmbahan seperti lembar pengesahan, halaman persembahan, pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, pembahasan, kesimpulan dan lampiran. Dari segi bahasa juga berbeda, Buku menggunakan bahasa santai sedangkan karya ilmiah menggunakan bahasa ilmiah. Lalu bagaimana tahapan mengubah karya ilmiah menjadi sebuah buku?

    Ada beberapa cara mengubah Karya ilmiah menjadi sebuah buku yaitu :

1. Ubah Judul

    Judul pada karya ilmiah menggunakan bahasa ilmiah, kaku dan panjang. Sedangkan judul buku lebih populer, santai, singkat dan padat. Meskipun judul karya ilmiah sudah diubah menjadi lebih singkat dan padat akan tetapi tidak mengubah arti judul karya ilmiah.

2. Ubah daftar isi

    Biasanya daftar isi karya ilmiah berupa pendahuluan, landasan teori, metode penilitian, hasil dan pembahasan serta penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Setelah diubah menjadi buku, susunan daftar isi mengikuti pedoman 2W+1H. Yang pertma Why  menjelaskan pentingny alasan penggunaan metode utntuk pembelajaran. Kedua What menjelaskan apa itu, karakteristik, ciri khas dari metode atau model yang menjadi fokus tulisan. kemudian yang terakhir How  menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, hasil pembutan dan penerapannya.

3. Berikan pengetahuan baru terkait dengan isi sekarang. 

    Kita bisa mengaikan materi dengan isu yang sedang booming atau berkembang saat ini. sebagai contoh mind map dikaitkan tuntutan pembelajaran abad 21 yang mengharuskan peserta didik memiliki kompetensi 4C .  Atau dapat juga menghubungkan mind map sebagai sebuah media efektif pada pemebelajaran masa pandemi.

4. Boleh menampilkan hasil penelitian tetapi jangan terlalu banyak cukup yang penting saja yang ditulis.

5. Secara kebahasan dan penyajian

    Karya ilmiah versi buku berbeda dengan versi karya ilmiah. Pada buku susunan  dan gaya tulisan bebas terserah penulis. Kita bisa membuat tulisan buku dengan kreativitas kita. Membaca buku sebagai bahan literasi sangat penting. Ini berguna untuk memperkaya bahasa kita agar pembaca memahami isi buku secara lengkap, mengena apabila karya ilmiah menadi buku.

6. Daftar pustaka boleh menggunakn blog namun blog resmi seperti Kemdikbud.go.id, jurnal ilmiah, ebook atau karya ilmiah lainnya.

7. Berikan ulasan mengenai kelebihan dan kekurangan penelitian yang dilakukan, agar pembaca yakin bahwa penelitian ini  enar-benar dilakukan penulis.

8. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.

9. Agar tidak dikatakan self plagiarism, hindari copy paste karya ilmiah. Usahakan kita tetap menulis ulang setiap kalimatnnya, namun tidak mengubah arti daari kalimat yang tertilis pada karya ilmiah yang asli. Tentu teknik parafrase sangt diperlukan dalam mengkonversi karya ilmiah menjadi buku.

    Demikian penjelasan Bu Nora memaparkan cara mengubah karya ilmiah menjadi buku. Pada dasarnya kememapuan gaya bahasa kita juga dipertaruhkan dalam mengubah karya ilmiah menjadi buku. Untuk itu kita jangan lelah untuk membaca sebagai sarana memperkaya diksi kita. Tulislah dengan bahasa sendiri agar tidak disebut sebagai seorang plagiat. 

    Sebagai penulis pemula ini adalah ilmu yang luar biasa, yang kita poroleh pada malam ini. Apapun genre sebuah buku baik fiksi maupun non fiksi pasti memiliki peminat sendiri. Biarkan tulisan kita menemukan takdirnya sendiri. Writing is my passion teruslah ditanamkan dalam diri kita. Biarkan dunia mengenal kita melalui karya kita. Teruslah menulis dan menulis sampai nama kita tertulis dihati para pembaca.

Salam Literasi...

6 komentar:

PMDK

 Sekolah di sekolah yang favorit penuh dilema bagiku yang mempunyai orang tua dengan taraf ekonomi rendah. Berada di lingkungan yang penuh d...