Selasa, 15 Februari 2022

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 


Pertemuan ke 13

Tanggal, 14 Februari 2022

Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber : Susanto, S.Pd

Moderator : Muliadi

Resume : Ke 13

Gelombang : 24

 

Untuk pertama kalinya pertemuan kelas menulis diisi oleh duo Arjuna. Dimana sang narasumber dari Sumatera Selatan Bapak Susanto,S.Pd atau biasa disapa Pak D Susanto. Sedangkan moderator datang dari Sulawesi Tengah, Bapak Muliadi.

Kedua Arjuna ini menemani peserta kelas menulis dipertemuan ke 13. Angka ganjil yang katanya angka sial. Sebenarnya tidak ada angka sial, semua angka baik, hanya saja mungkin sedang kurang beruntung. Bicara kesialan, sering ditemui oleh penulis. Hanya karena kita salah tulis, bisa membuat tulisan kita jadi tidak sedap dibaca. Maka dari itu, tema kelas menulis kali ini adalah “Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan”. Ini sangat penting untuk penulis sebelum menerbitkan tulisannya. Apalagi tulisan yang akan kita terbitkan dibaca banyak orang baik dalam bentuk buku, koran atau media sosial.

Tema ini akan disampaikan oleh Pak D Susanto. Beliau salah satu penulis berpengalaman. Bukan hanya seorang penulis, beliau juga seorang editor dan kreator konten. Saat ini beliau mengabdikan diri di Sekolah Dasar di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Beliau sendiri merupakan alumni kelas menulis gelombang 15. Keren - keren alumni kelas menulis yang diprakarsai Om Jay ini.Mari kita simak paparan dari Pak D.

Apa itu proofreading?

Proofreading atau uji baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, dengan tujuan untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Salah satu contoh kutipan resume dari Ibu Nur Dwi Yanti.

“Hmmm... Aku akan mulai membuat cerita fiksi berdasarkan kiat-kiat dari pak Mazmo” Kata Cici. Kalimat ini masih bisa diperbaiki menjadi:

“Hmm ... aku akan mulai membuat cerita fiksi berdasarkan kia-kiat dari Pak Mazmo” kata Cici.

Keterangan : Tanda elipsis/titik tiga (...) dipakai untuk menunjukan bahwa dalam satu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan, biasanya untuk memberikan jeda pada dialog. Menurut PUEBI elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi. Selain itu mengapa kata “kata” ditulis dengan huruf kecil? Hal ini berkaitan dengan aturan penulisan “dialog tag”.


Jadi dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan. Kita mungkin merasa jika tahapan pembacaan ini sama saja dengan editing yang dilakukan oleh para editor. Namun sebenarnya proofreading dan ediing itu berbeda.

Apa perbedaan editing dan proofreading?

Ada perbedaan antara editing dengan proofreading. Kalau yang namanya editing itu lebih fokus pada aspek kebahasaan. Sedangakan proofreading itu selain memperhatikan aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau subtansi dari sebuah tulisan. Proofreading tidak hanya menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakas sudah masuk akal atau belum. Sedangkan orang yang melakukan editing itu disebut editor sedangkan proofreading itu dilakukan oleh proofreader.

Apa tugas seorang Proofreader?

Tugas seorang bukan hanya sebagai editor saja yang membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang diuji baca bisa diterima logika dan mudah dipahami. Untuk itu seorang proofreader harus mengenali apakah sebuah kalimat efektif atau tidak susunannya sudah tepat atau belum. Kemudian subtansi sebuah tulisan sudah dapat dipahami oleh pembaca atau belum.

Jika seorang proofreader mendapat tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Bagaimana output yang dihasilkannya? Apakah output yang dihasilkan mudah dipahami atau tidak ? Jadi, tugas proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangn substansi awalnya.

Mengapa harus melakukan proofreading?

Proofreading merupakan tahapan menulis yang jangan sampai dilupakan. Terutama jika kita ingin menerbitkan tulisan kita ke khalayak luas. Seorang proofreader akan membantu kita untuk mengoreksi apakah ada kesalahan dalam tulisan? Bagaimana jika uji-baca dilakukan oleh penulis sendiri? Maka penulis harus menempatkan diri sebagai pembaca.

Akan tetapi jika penulis akan menempatkan diri menjadi proofreader tulisannya sendiri, pastikan tulisan itu sudah selesai. Karena jika kita melakukan proofreading sebelum selesai tulisan dikhawatirkan penulis menginginkan tulisan yang sempurna, sehingga terjebk dalam perbaikan, ujung-ujungnya hilang ide menulis dan tulisan tidak selesai.

Bagaimana cara penulis menjadi proofreader?

Proofreading itu sangat penting. Meskipun bisa dilakukan oleh penulis itu sendiri, proofreader harus bersifat netral atau objektif. Lalu bagaimana caranya agar bisa menjadi proofreader yang objektif? Berikut langkah-langkah menjadi proofreader yang objektif.

1. Selesaikan tulisan terlebih dahulu.

2. Endapkan tulisan kita beberapa jam atau beberapa hari. Tujunnya untuk membebaskan pikiran kita dari ide yang baru saja dituangkan.

3. Posisikan diri sebagai pembaca.

A. Langkah pertama

Merevisi draft awal teks, seringkali membuat perubahan yang signifikan pada konten. Bisa terjadi menambahkan, memindahkan atau menghapus bagian konten.

B. Langkah kedua

Merevisi penggunaan bahasa. Penulis bisa merevisi kata, frasa, kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

C. Langkah ketiga

Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas dan konsistensi gaya. Penulis bisa mengoreksi kalimat yang ambigu. Kalimat yng tidak logis gar menjadi kalimat yang mudah dipahami.


D. Langkah keempat

a. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk pada KBBI, akan tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.

b. Pemenggalan kata-kata yang merujuk kek KBBI

c. Konsistensi nama dan ketentuannya.

d. Perhatikan judul bab dan penomerannya.

Demikian pemaparan Pak D yang luar biasa. Pak d juga berpesan untuk menghindari kesalahan kecil seperti typo atau kesalahan penulisan kata, penyingkatan kata, memberi spasi kata  dan tanta titik, tanda koma, tanda seru, atau tanda tanya, tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Meski bisa dikoreksi oleh mesin, tetap koreksi kembali secara manual dengan teliti.

Salam Literasi!

1 komentar:

PMDK

 Sekolah di sekolah yang favorit penuh dilema bagiku yang mempunyai orang tua dengan taraf ekonomi rendah. Berada di lingkungan yang penuh d...