Sabtu, 19 Maret 2022

Menulis di Kala Sakit

 



Pertemuan ke-22

Tanggal, 7 Maret 2022

Tema : Menulis dikala Sakit

Narasumber : Suharto, M.Pd.

Moderator : Dail Ma’ruf, M.Pd.

Resume : Ke 22

Gelombang : 24


Kita akan sependapat bahwa manusia terbaik adalah yang punya banyak kemanfaatan bagi sesamanya. Pak Dail Ma’ruf membuka acara malam pertemuan ke 22 ini. Narasumber malam ini adalah Bapak Suharto, M.Pd. atau biasa disapa dengan Cing Ato.

Allah tak akan menguji hambanya, kecuali sesuai kemampuannya. Cing Ato dan istrinya adalah orang yang kuat kesabaran dan ketabahannya. Materi yang akan disampaikan Cing Ato adalah Menulis Dikala Sakit. Siapakah Cing Ato?

Pada Tahun 2016 awal  Cing Ato ikut belajar menulis, 2017 ikut intens di Cipanas kenal penerbit. Bahkan sudah menerbitkan buku solo. Lagi semangat-semangatnya menulis Cing Ato sakit hingga 1 tahun tak bisa bergerak.

Bagaimana perasaan Cang Ato Saat sakit sekian lamanya?

Tiga tahun delapan bulan Cing Ato masih berjuang untuk pulih. Tentu sudah banyak biaya yang telah dikeluarkan. Cing Ato hanya yakin Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Cing Ato menikmati ujian dari Tuhan dengan selalu menyukuri nikmat lain yang Tuhan berikan pada Cing Ato.

Sakit yang Cing Ato alami seperti pembuskus permen sebagaimana yang dikatakan pak Nasrullah dalam bukunya magnet rezeki. Pak Nasrullah mengatakan ujian dan musibah laksana sebuah permen. Pembungkusnya adalah musibah, tetapi di balik pembungkus itu Allah  sudah sediakan berjuta kenikmatan. Maka itu, terimalah dengan ikhlas dan banyak bersyukur. Intinya dibalik segala sesuatu ada mengandung hikmah.

Tidak ada yang dapat Cing Ato lakukan dalam kondisi serba keterbatasan, kecuali membaca dan menulis. Dahulu menulis dengan alat tulis dan membaca harus membuka buku. Kini zaman teknologi cukup dengan gawai/smartphone Cing Ato bisa membaca dan menulis. 

Lalu bagaimana Cing Ato menulis?

Semua berawal dari tidak aktifnya Cing Ato karena tubuh tidak bisa bergerak selama satu tahun. Terkadang beliau merasa stres karena tidak ada yang dapat beliau kerjakan, hanya melamun seorang diri di kamar. Sesekali Cing Ato minta televisi dihidupkan, lama-kelamaan beliau merasa bosan, karena Cing Ato tidak bisa menekan remot untuk mengganti chanel.

Sampai suatu hari ada suara dari gawai istri Cing Ato yang tertinggal. Beliau meminta asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dada beliau dengan beralaskan bantal. Cing Ato berusaha menyentuh gawai istrinya, dan berhasil menyentuhnya.  Sampai istri Cing ato pulang, beliau meminta untuk memberikan gawainya yang telah lama tidak digunakan. Cing Ato langsung meminta istri membelikan nomer baru dan kuotanya. Kemudian beliau melacak facebooknya.

Setelah melacak akun Facebook nya, dalam waktu tiga hari pasword Facebook ketemu. Mulailah Cing Ato menulis dan memposting kondisinya pada saat itu. Setelah satu minggu  menulis timbul dalam pikiran. Kenapa tidak menulis apa yang sedang dialami saja?. Akhirnya Cing Ato Mulai menulis dari pertama terserang penyakit, dirawat di rumah sakit, bagaimana Cing Ato menjalani hari-harinya selama di rumah sakit, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama sakit, dan beliau tutup tulisan sampai kembali ke Madrasah.


Cing Ato menulis sesuai kronologis yang terjadi, jadi secara berurutan. Seperti melihat sinetron berseri. Banyak apresiasi dari sahabat dumai. Bahkan tulisan beliau selalu dinantikan dan ditunggu kehadirannya. Pembaca pun diajak menentukan judul artikel terakhir. 

Ketika dipertengahan jalan ada seorang narasumber yang memberikan ilmu ketika ikut pelatihan dengan  KSGN. Sahabat beliau yang  sekaligus narasumber tersebut mengikuti tulisan Cing Ato. Sang Narasumber menghubunginya melalui vicall, otomatis melihat kondisi yang sebenarnya. Kurus seperti tengkorak hidup, suara tidak jelas, selang NGT masih menempel di hidung, selang ventilator masih menempel di leher. Beliau terharu dan mencoba melacak tulisan Cing Ato dari awal. Baru seperempat jalan tidak sanggup lagi untuk membacanya.

Seminggu kemudian Om Jay menghubungi Cing Ato. Om Jay pun terharu tetapi salut dan mengapresiasi tulisan saya. Dari sinilah Om Jay mengajak Cing Ato untuk ikutan pelatihan menulis. Walau terkadang tubuhnya tak mampu mengikuti. Alhamdulillah, karena lewat WhatsApp, materinya bisa dibaca di siang hari. Selanjutnya materi tersebut disimpan di blog lalu dijadikan sebuah buku "Belajar Tak Bertepi"

Dari mengikuti pelatihan menulis gelombang 8, setidaknya memperkaya tulisan Cing Ato. Dan tulisannya semakin hidup. Karena semua benda  yang ada disekitar ruang rumah sakit ikut sertakan dan divisualisasikan seperti suatu yang bernyawa. 


Buku tersebut saya beri judul"GBS Menyerangku" kisah nyata seorang guru bergulat dengan penyakit langka dengan menulis. Alhamdulillah, setelah jadi buku banyak yang berminat hingga kini.

Karena menulis setiap hari maka ratusan artikel sudah dimiliki. Dari artikel inilah Cing Ato jadikan buku kedua ketika sakit. Yaitu, Menuju Pribadi Unggul. Untuk memperindah tulisan dibuku. Cing Ato tidak bersedia menerbitkan buku di penerbit mayor, karena terlalu lama menunggu diterima atau tidaknya. 


Daftar buku solo.

1. Mengejar Azan (dua bulan sebelum sakit) 2018

2. GBS Menyerangku 2020

3. Menuju Pribadi Unggul2020

4. Kompilasi kisah inspiratif 2021

5. Belajar tak bertepi 2021

6. Aisyeh Menunggu cinta (Roman Betawi)2021

7. Menepis kesulitan menulis 2021

8. Gadis pemikat (cerpen) 2022

9. Kado khusus sang bintang (motivasi belajar)2022

10. Lentera Ramadan 2022

 

Daftar buku yang sedang digarap Cing Ato.

11. Catatan harian guru blogger madrasah

12. Cing Ato Belajar pantun

13. Cing Ato Belajar puisi

14. Menulis dikala Sakit.


Dalam kondisi sakit Cing Ato mampu menghasilkan karya yang luar biasa. Tentu saja Cing Ato mempunyai banyak motivasi. Lalu motivasi apa aja yang ada pada Cing Ato?

1. Untuk menambah amal ibadah

 Di saat tak berdaya, Apa yang bisa menambah amal ibadah pada saat sakit? Waktu sehat Cing Ato sering khutbah, ceramah, menjadi motivator untuk peserta didik. Setelah berpikir, kenapa tidak menulis saja di medsos. Akhirnya Cing Ato menulis tentang karakter yang berkaitan membangun diri menjadi manusia unggul.

 2. Untuk kenaikan pangkat

Kebetulan Cing Ato sudah terlambat naik pangkat karena sibuk kuliah dan sakit. Teman-temannya sudah mau ke-IV b Cing Ato masih di IIId. Alhamdulillah Januari ini mengajukan kenaikan ke IVa dengan menyertakan 1 PTK dan 6 buku solo.

 3. Untuk kebanggaan/ motivasi/ inspirasi.

Agar anak-anak beliau yang sedang menimba ilmu di pondok punya kebanggaan terhadap ayahnya. Setidaknya dalam hatinya ayah yang sedang sakit saja masih punya semangat untuk belajar dan berkarya. Begitu juga untuk memberikan inspirasi kepada teman-teman untuk bergerak dan keluar dari zona nyamannya.

4. Untuk mengabadikan ilmu yang dimiliki agar tidak hilang ditelan waktu. 

dan masih banyak motivasi lain yang luar biasa. Tentunya menulis membawa banyak manfaat bagi diri kita sendiri maupun orang lain. 

Harapan Cing Ato, agar kegiatan literasi membumi di Nusantara ini. Setidaknya dengan banyak menulis pasti banyak membaca. Dengan banyak membaca otomatis banyak pengetahuan yang di dapat. Bangsa yang besar berawal dari masyarakat yang gemar membaca.

Begitulah Cing Ato menceritakan pengalaman pribadinya. Dari cerita Cing Ato membuat saya merasa malu. Betapa luar biasa perjuangan Cing Ato untuk menjadi manusia yang unggul dalam keadaan yang sakit. ini adalah cambuk buat kita semua yang masih diberi kesehatan. teruslah menulis dan berkarya. Salam Literasi !

Kondisi Cing Ato saat ini.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PMDK

 Sekolah di sekolah yang favorit penuh dilema bagiku yang mempunyai orang tua dengan taraf ekonomi rendah. Berada di lingkungan yang penuh d...